BBM Tersendat, Ekspor Terganggu: Pendangkalan Pulau Baai Tuai Protes
Pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu, memicu gangguan serius terhadap distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan sektor logistik.
Analis Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, mendesak PT Pelindo II untuk segera mempercepat pengerukan pelabuhan guna mencegah kerugian ekonomi yang lebih luas.
“Besar sekali dampaknya, termasuk distribusi BBM. Makanya, Pelindo II harus gerak cepat terhadap pengerukan. Ini adalah bagian dari tanggung jawab,” ujar Trubus kepada media, Senin (26/5/2025).
Trubus menilai lambannya pengerjaan pengerukan telah menimbulkan efek domino terhadap sektor ekspor, distribusi logistik, dan peningkatan biaya masyarakat. Ia menekankan pentingnya Pelindo II bertanggung jawab secara penuh, tidak hanya dalam aspek teknis, tetapi juga terhadap kerugian publik yang muncul.
“Ekspor terdampak, roda perekonomian masyarakat juga sangat terdampak. Jadi, efek dominonya besar sekali, termasuk kepada publik,” tambahnya.
Baca Juga: Pengamat: Alih Impor BBM dari Singapura Bisa Timbulkan Masalah Baru, Pemerintah Harus Lakukan ini
Trubus juga menyoroti perlunya perbaikan tata kelola di tubuh Pelindo II, terutama dalam hal transparansi pelaksanaan proyek.
Sebelumnya, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan turut melayangkan kritik tajam kepada Pelindo II. Ia menilai penanganan pendangkalan di Pelabuhan Pulau Baai sudah masuk kategori darurat.
“Ini sudah darurat. Masyarakat terus bertanya, kapan bisa pulang ke Enggano? Kapan anak-anak bisa kembali sekolah di Kota Bengkulu? Kalau Pelindo tidak bisa memastikan kapan alur bisa dilewati kapal, lalu apa yang sudah dikerjakan selama ini?” kata Helmi.
Ia menekankan bahwa kapal pengangkut BBM Pertamina serta kapal penumpang dan logistik yang melayani Pulau Enggano sangat bergantung pada akses pelayaran yang lancar. “Ini menyangkut hajat hidup orang banyak,” ujarnya.
Baca Juga: Bakal Impor BBM dari Amerika Hingga Timur Tengah, Bahlil Tugaskan Pertamina Bangun Dermaga
Dampak paling terasa dari pendangkalan tersebut dirasakan oleh PT Pertamina. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bengkulu, Donni Swabuana, mengungkapkan bahwa perusahaan migas pelat merah itu harus mengalihkan distribusi BBM dari jalur laut ke jalur darat. Pergeseran distribusi ini menimbulkan kerugian hingga Rp 500 juta per hari.
Meski terdampak, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel menyatakan komitmennya menjaga kelancaran distribusi BBM. Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan, menjelaskan bahwa pihaknya telah menambah armada mobil tangki dan mempercepat penyaluran dari berbagai titik suplai.
“Kami terus menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan pembelian BBM secara berlebihan,” kata Nikho.
Pertamina juga menyampaikan permohonan maaf atas antrean dan keterbatasan pasokan BBM yang sempat terjadi di sejumlah SPBU di Bengkulu. Menurut Nikho, situasi ini terjadi di luar kendali perusahaan, namun Pertamina memastikan distribusi BBM akan kembali normal secara bertahap.
(责任编辑:娱乐)
- 15.922 Napi Dapat Remisi Khusus Natal 2023, 99 Orang Langsung Bebas
- Bergerak Tak Wajar, Saham Panca Anugrah (MGLV) Masuk Radar UMA
- Survei: Banyak Perempuan Alami Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
- 3 Prajurit TNI Jadi Tersangka Kasus Penganiayaan Pemuda Aceh Imam Masykur
- Rizal: Ada Tiga Dosa Tito Karnavian
- 音乐类留学都有哪些学校可以选择?
- 艺术类研究生出国留学择校指南!
- 建筑学出国读研好吗?看就业前景就知道
- 5 Alasan Berat Badan Tak Kunjung Turun Meski Sudah Diet
- Puncak HUT ke
- 7 Efek Sering Jalan Kaki, Manfaatnya Bisa Sebagus Ini
- Paspor RI dengan Desain Baru Mulai Berlaku 17 Agustus 2025
- Overtourism Bali Disorot, Menparekraf Sandiaga Buka Suara
- Survei: Banyak Perempuan Alami Pelecehan Seksual di Tempat Kerja